DOSA YANG TERUS MENGALIR .......[1][2]
(Hal-76) Coba renungkan sebentar, firman Allah swt dalam surat
yasin ayat 12 ini:”Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata.”
Saudaraku,
Soal bagaimana kehidupan
ini tidak berakhir dengan kematian di dunia. Soal Allah mencatat amal-amal kita
dan apa saja yang kita (Hal-77) tinggalkan
selama hidup. Lalu semuanya dikumpulkan dalam sebuah kitab.
Diamlah
sejenak.perhatikanlah lebih seksama bagaimana Allah swt berfirman,”.... wa
aatsaarahum” dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan ....” kalimat ini
penting kita pahami dan renungkan dalam-dalam. Karena artinya, selain amal-amal
yang telah kita lakukan, ada pula bekas-bekas yang kita tinggalkan, yang
termasuk dalam catatan Allah swt.
Saudaraku,
Sebenarnya, pembicaraan
tentang kebaikan dan keburukan, sudah terlalu sering kita baca. Juga, ulasan
tentang nikmatnya amal jariyah, atau aliran pahala yang tidak putus meski kita
sudah meninggal, sudah berulangkali kita mendengar dan membacanya. Ya, pahala
shadaqah, ilmu dan do’a anak yang shalih, akan terus mengalir pada kita meski
kita sudah tidak ada di dunia. Sekali lagi, tema tentang itu, sudah
berulangkali kita dengar dan kita pikirkan.
Tapi barangkali kita belum
atau jarang sekali berpikir bila kebalikannya yang terjadi. Ketika justru
keburukan yang terus mengalir pada kita meski kita telah tiada dia atas bumi?
Jika justru kejahatan yang balasannya terus mendatangi kita meski kita sudah
tidak lagi hidup? Dan justru aliran dosa demi dosa yang terus-menerus tersalur
pada tubuh kita yang sudah mati? Itu termasuk dalam kandungan kalimat Allah swt
tadi,”.... wa atsaarahum” yang
artinya, “.... dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan...”
Saudaraku,
Para menguraikan
penjelasan panjang tentang kondisi manusia bila telah meninggal. Diantaranya
adalah dua kategori manusia bila dilihat dari aliran pahala atau dosa dari apa
yang ia lakukan semasa hidup.
Kelompok pertama, mereka
yang mati dan terputus semua aliran kebaikan serta keburukannya. Dua-duanya
terputus, tidak ada keshalihan yang pahalanya mengalir, tidak ada juga dosa
yang dosanya mengalir. Orang-orang seperti ini, tak memiliki apapun kecuali apa
yang telah mereka kerjakan semasa hidup. Kelompok kedua, mereka yang meninggal
tapi masih ada aliran pahala maupun dosa yang dilakukan semasa hidup. Kelompok
kedua ini terbagi menjadi tiga bagian.
Bagian pertama, mereka
yang meninggal lalu tetap mendapatkan aliran balasan kebaikan dan keburukannya
selama di dunia. Ia tetap memperoleh pahala kebaikannya dan juga mendapatkan
tradisi buruknya yang diikuti orang lain. Nasib orangyan seperti ini nantinya
kan tergantung mana yang lebih berat,
timbangan balasan, (Hal-78) kebaikan
dan keburukannya.
Bagian kedua, orang yang
meninggal dan terputus semua aliran keburukan yang pernah ia lakukan di dunia.
Hanya aliran amal kebaikannya saja yang mengalir terus mesk ia telah meninggal.
Untuk bagian kedua ini, mereka akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah
swt sesuai tingkat keikhlasannya, pengorbanannya dalam melakukan amal shalih di
dunia. Ini tema yang seringkali kita dengar dan kita kaji, yakni yang disebut
dengan amal jariyah. Semoga Allah membantu kita bisa masuk dalam golongan ini.
Bagian ketiga, adalah
mereka yang meninggal tapi terputus semua aliran kebaikan darinya, yang tersisa
hanya aliran balasan atas keburukannya saja, meski ia sudah meninggal. Orang
yang masuk dalam kategori ini, ia terbujur dalam liang kubur, tapi bekal
keburukannya setiap hari bertambah dan bertambah. Hingga kelak bila terjadi
kiamat, keburukannya sangat banyak. Semoga Allah benar-benar melindungi dan
menghindari kita dari keadaan ini.
Saudaraku,
Ini sebabnya, Imam Hamid
Al Ghazali menegaskan,”Beruntunglah orang bila ia mati, mati bersama-sama
dosanya. Kesengsaraan yang panjanglah bagi orang yang mati, tapi dosa-dosanya
tidak mati selama seratus tahun, dua ratus tahun, atau lebih lama dari itu yang
membuatnya tersiksa di dalam kuburnya.” (Ihya Ulumuddin, 2/73)
Dalam sejumlah ayat Al Qur
an disebutkan masalah dosa yang terus mengalir ini, agar kita lebih waspada dan
berhati-hati meniti hidup. Seperti firman Allah swt surat An Nahl ayat 25 yang
artinya, “(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan
sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa yang mereka
sesatkan yang tidak mengerti sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah,
amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”
Lalu, salah satu sabdanya
ang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw juga bersabda tentang hal yang
sama. Sabdanya, “ Barangsiapa yang melakukan tradisi buruk dalam Islam, maka
atasnya balasannya dan balasan orang yang melakukan keburukan itu tanpa
mengurangi sedikitpun balasan keburukan atas diri mereka.”
Saudaraku,
Mari sadari lebih jauh
keadaan kita hari ini. Pikirkanlah. Adakah ide dan pikiran kita yang telah
sampai ke banyak orang, tapi bermuat penyimpangan dan dosa di hadapan Allah swt
dan mereka lalu melakukan ide dan pemikiran kita? Adakah tulisan kita yang
bermakna dosa, tapi kemudian diikuti dan dilakukan oleh orang lain? Lalu orang
lain itu ditiru oleh orang yang lainnya yang melakukan dosa yang asalnya kita
lakukan?
Saudaraku,
Mari mohon ampun kepada
Allah swt dan lebih waspada berbuat di hari esok. Mari mengganti semuanya
dengan amal shalih yang bisa menjadi aliran kebaikan hingga kelak jika kita
sudah tidak memiliki waktu beramal lagi di sini .....
(Elqinet, Senin , 10 Mei 2010 M, 19:13:12WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar